HUJAN DAN KAMU
HUJAN (Aisyah)
Sore ini langit gelap tak menampakkan cahaya sedikit saja, hanya gumpalan awan hitam menumpuk dilangit-langit. Kini wajah muram itu tengah memperhatikan hujan dari balik jendelanya, kejadian itu masih mengingatkannya pada peristiwa silam yg merenggut kedua orang tuanya.
Turunan air mulai nampak sedikit demi sedikit menambah ritme derasnya hujan, wajah itu kian menampakkan kesenduan dalam hatinya.
Kemudian dia melangkah dan keluar dari jendela besar itu. Tepat didepan balcon kamarnya, kini gadis itu yg sering disapa "Ais" berdiri menunduk dibawah hujan, badannya sempoyongan kakinya gemetar tak kuat menopang tubuh kurusnya. Dia terjatuh, isak tangis mulai menderanya, meskipun suaranya terkalahkan hujan. Ia mendongak, merasakan titik-titik air hujan itu.
"ayah.. Ayah.. Kemarilah ayah, kita bermain hujan bersama-sama.. " dengan senyum cerianya gadis kecil itu memanggil ayahnya.
"kemarilah ais, nanti kau kedinginan dan sakit". Suara lembut seorang wanita dewasa yg duduk disebelah ayahnya menyahuti. Iya itu ibu, ibu yg tersenyum padanya.
Tak ayal ketika kenangan itu terbesit dalam ingatannya, ia semakin terpukul.
Ia suka melihat matahari terbit yg indah, melihat matahari tenggelam yg mempesona, ia suka menari dan tertawa dibawah hujan walaupun ia tak lagi anak-anak, itu terakhir yg ia ingat. Namun stlah kepergian orang tuanya semuanya terlihat gelap. Ia tak lagi menikmati hidupnya seperti dulu.
"Ais!..." seru seseorang
"Ais apa-apaan kau ini, kumohon masuklah ais, kau akan sakit jika terus berada disini" sembari membopong aisyah kedalam kamar.
Maya satu-satunya seorang teman yg ia miliki sampai saat ini, hanya maya. Maya seorang gadis yg sama sepertinya tapi maya lebih beruntung masih memiliki kedua orang tuanya.
Saat mereka sedang berbaring diatas tempat tidur, maya membuka pembicaraan.
"Ais sepertinya kita butuh liburan, kalau kita berlibur dimalang, bagaimana menurutmu? Kau setuju kan ais?"
"boleh may, aku butuh lebih banyak udara segar." jawabnya disertai anggukan.
"baiklah aku bereskan barang-barangmu didalam koper, nah sekarang kamu istirahat yah ais" lalu pergi beranjak
"mayaa..."
"iya ais.."
"jangan tinggalkan aku sendiri" memelankan suaranya hingga nampak seperti berbisik.
"tak akan ais, tak akan pernah. Selamat malam ais"
Sejak kecil mereka memang sudah bersahabat, kedua orang tua mereka pun sangat dekat. Tapi kecelakaan itu, merenggut kedua orang tua aisyah, dan hanya menyisahkan aisyah seorang. Dan itu membuat aisyah sangat terpukul dan smakin hancur.
"ayo bangun ais. Ayo bangun!!" suara melengking khas milik maya yg membuat aisyah langsung bangun dari tidurnya
"baiklah, baiklah aku sudah bangun. Tapi beri aku beberapa menit untuk tidur kembali"
"Aissss... Kau ini ya" kalimatnya terpotong dengan cara dia menarik kedua tangan aisyah dan mendorongnya hingga masuk kedalam kamar mandi
****
HUJAN (zain)
Hy aku zain, tepatnya AHMAD ZAIN MALIK. Aku suka menulis, ya sangat menyukai menuangkan sgla perasaanku dalam tinta dan kertas. Membuatku nyaman, sangat nyaman, membuatku memiliki dunia ku sndri. Hidupku tak seindah yg kutuliskan, pernah dengar "Rumahku Surgaku" menurutku tidak Rumahku nerakaku itu lebih baik menurutku.HUJAN (zain)
Kau tau setiap harinya, sekolah, pekerjaan, uang, dan orang tua yg bertengkar tiap malam itu yg membuatku menulis ceritaku sendiri. Seperti saat hujan ini, aku menulis apa yg aku suka dan dipandu hujan rentetan huruf berubah menjadi kata dan kalimat. Orang tuaku mereka adalah seorang pencari dollar, siang malam tak henti mereka bergeming dengan perusahaan masing-masing. Saat pagi aku bangun tak pernah kutemui mereka dimeja makan, saat malam mereka pulang, aku sudah tertidur dan akan bangun dengan suara teriakan dan kegaduhan yg mereka buat. Ya pertengkaran setiap malamnya membuatku sudah terbiasa hidup seorang diri dirumah sebesar ini.
Disekolah, aku bukanlah tipekal laki-laki yg pendiam dan suka bergaul, aku lebih suka menghabiskan waktuku untuk membaca buku atau komik kesukaanku. Bagi para wanita yg kulakukan adalah "keren" tak ayal banyak dari mereka mengejarku.
Tapi kau tau wanita kan? Mereka melihat tampang, kemudian kendaraanmu, lalu isi dompetmu. Aku muak dengan wanita seperti itu. Aku inginkan wanita yg berbeda, yg benar-benar tulus. Ya semoga aku cepat menemukkannya.
Terimakasih sudah menyempatkan membaca 😃
Tidak ada komentar:
Posting Komentar